Semangat hidup pria paruh baya ini patut ditiru. Meski tidak dapat melihat, dia mampu bertahan hidup sebatang kara selama 20 tahun di hutan.
Pria buta di Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat, ini sehari-hari hanya mengandalkan keterampilan memanjat kelapa dan menganyam daun nipah untuk mendapat uang.
Menjadi orang buta tidak berarti membuat semangat hidup Matius (54) lemah. warga Kampung Sarurang, Kelurahan Sulewatang, Kecamatan/Kabupaten Polman itu sudah 20 tahun lebih hidup di sebuah gubuk tua yang dibangun di tengah hutan nipah.
Untuk bertahan hidup, dia mengambil kulit dan daun untuk dirajut menjadi alas. Hasilnya dia jual ke warga.
Meski buta, keterampilan Matius membuat anyaman dari daun nipah tidak diragukan lagi. Berbagai variasi anyaman yang cantik dapat dia buat.
Karena keterampilan tangan Matius itu, banyak warga Polman dan dari luar kabupaten yang datang untuk membeli.
Matius mengerjakan sendiri proses pembuatan dinding nipah tanpa melibatkan orang lain. Mulai memanjat pohon hingga menyelesaikan anyaman berukuran 1,5 x 3 meter.
Menyadari keterbatasan fisiknya, Matius tak punya mimpi-mimpi muluk. Duda ini hanya berharap hasil kerajinannya makin laris dan dikenal warga agar urusan membeli beras dan lauk pauk tak lagi harus mengutang ke tetangga
Pria buta di Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat, ini sehari-hari hanya mengandalkan keterampilan memanjat kelapa dan menganyam daun nipah untuk mendapat uang.
Menjadi orang buta tidak berarti membuat semangat hidup Matius (54) lemah. warga Kampung Sarurang, Kelurahan Sulewatang, Kecamatan/Kabupaten Polman itu sudah 20 tahun lebih hidup di sebuah gubuk tua yang dibangun di tengah hutan nipah.
Untuk bertahan hidup, dia mengambil kulit dan daun untuk dirajut menjadi alas. Hasilnya dia jual ke warga.
Meski buta, keterampilan Matius membuat anyaman dari daun nipah tidak diragukan lagi. Berbagai variasi anyaman yang cantik dapat dia buat.
Karena keterampilan tangan Matius itu, banyak warga Polman dan dari luar kabupaten yang datang untuk membeli.
Matius mengerjakan sendiri proses pembuatan dinding nipah tanpa melibatkan orang lain. Mulai memanjat pohon hingga menyelesaikan anyaman berukuran 1,5 x 3 meter.
Menyadari keterbatasan fisiknya, Matius tak punya mimpi-mimpi muluk. Duda ini hanya berharap hasil kerajinannya makin laris dan dikenal warga agar urusan membeli beras dan lauk pauk tak lagi harus mengutang ke tetangga
0 komentar:
Posting Komentar